Mrs. PHP

“Kamu itu memang PHP ya..”

Kalimat itu sudah biasa kudengar dari sahabat-sahabatku. Semenjak kejadian ‘itu’, entah kenapa sifatku berubah. Gak sedikitpun aku ingin punya pacar ketika itu, aku masih ingat saat itu aku masih SMK.  Ingat seoarang cowok yang bikin aku susah move on? Ya, dialah penyebabnya. Alasan kenapa aku jadi malas menjalin sebuah hubungan lagi adalah  karena dia.

Satu-satunya jalan buat bisa move on itu  adalah ada orang buat di move on in.  Saat itulah aku mulai ‘bertualang’. Cowok pertama yang dekat sama aku setelah itu, Mr. G, adalah cowok yang pemalu. Iya, bahkan di sekolahpun ketika kami berpapasan, dia akan menghindar. Perilakuannya sangat berbeda ketika kami sedang berhubungan via sms atau chat. Aku bisa jamin 100% kalau dia adalah cowok yang setia. Ya, walaupun kadang menurutku dia sangat cengeng, aku dulu menanggap seperti itu, dia menangis. Aku yang buat dia begitu. Ya karena hal-hal sepele menurutku. Tapi sekarang aku tau kalau dia sangat tulus mencintai aku. Hal yang bodoh adalah ketika aku menolaknya. Enggak menolak juga sebenarnya. Kami hanya lost kontak dan tiba-tiba sudah gak ada kabar dari dia.

Cowok kedua, ada murid dari kelas sebelah. Berkacamata, berkulit putih dan tingginya setara sama aku  yang jadi ciri khasnya. Entah darimana asalnya tiba-tiba kami jadi dekat. Hobi kami sama: main game online. Hal itu membuat aku sama dia jadi lebih dekat. Aku masih ingat ketika kami bermain Point Blank,  dia menembaki dinding dan bekas tembakan tersebut membuat deretan huruf : “F I T A”. Hal yang memisahhkan kami adalah alasan klasik sebenarnya: perbedaan keyakinan.

Cowok ketiga, kami kenal karena kami satu tempat les.Padahal kami satu sekolah tapi belum pernah ketemu sebelumnya. Wajahnya mengingatkanku sama pemain utama di film The Raid. Berawal dari bbm dan chattingan, kebiasaan itu berlanjut sampai menjadi rutinitas. Kami tau, kami saling suka. Tapi menjadi teman memang keputusan paling tepat. Kami masih berteman sampai sekarang,  dengan mengesampingkan rasa suka yang dulu pernah ada.

Cowok keempat, dulu dia adalah kakak tingkatku. Hal yang paling kusuka ketika dia tertawa. Entah dari segi suara dan wajahnya ketika tertawa, keduanya ngebuat aku makin suka. Dia yang rajin nelponin aku yang hampir tiap hari. Aku yang kalang kabut gara gara harus telponan secara sembunyi sembunyi karena takut ketahuan orang tuaku. Dia adalah cowok pertama yang kubawa nonton bareng di bioskop, Poconggg juga Pocong, entah dia suka filmnya atau enggak, yang pasti aku suka ngeliat dia ketawa. Dia adalah cowok yang pernah nembak aku via telpon, beralasan darurat karena aku dekat dengan cowok ke tiga. Dia juga cowok yang pertama kali kutolak. Tapi dia tetap cowok yang masih aku kagumi dan tetap menjadi kakak impianku .

Cowok kelima, adalah teman sekelasku dulu. Anehnya, kami dekat ketika kami sudah lulus dan melanjutkan kuliah di kota yang berbeda. Di kelas dulu, kami bahkan jarang berteguran karena memang kami gak terlalu dekat. Ketika kami bertemu di acara reuni kelas, disaat itulah teman-temanku membuat suatu siasat untuk menyatukan kami. Disaat itulah aku mulai merasa takut. Takut dia nembak aku. Dan disaat itu aku sadar, kami memang lebih baik berteman saja.

The sixth, dia kakak tingkat di kampusku. Kami saling kenal karena kami satu organisasi, satu kegiatan. Anaknya seru, suka becanda. Tapi di sisi lainnya tersimpan sifat-sifat yang gak terlihat dari luar. Dia pernah nembak aku, juju raja saat itu aku memang suka sama dia, tapi entah kenapa, aku masih gak mau punya pacar. Sampai akhirnya dia nyerah dan berpaling ke cewek lain. Syukurlah.
Dari keenam cowok ini, entah aku di PHP-in atau aku yg ngePHP-in orang, aku gak ada niatan buat PHPin.Itu semua gak ada niatnya. Entah kenapa saat itu aku konsisten gak ingin pacaran,tapi di sisi lain aku butuh teman berbagi cerita. Dan entah kenapa berawal dari pertemanan itu, mulai tumbuh rasa layaknya anak-anak remaja. Ya… jatuh cinta. Sayangnya aku memegang prinsip ”jomblo” dan prinisip ini mengalahkan perasaanku.

Dari keenam cowok ini, aku jadi ngerti bagaimana kita bisa mengorbankan apapun demi orang yang kita sayang. Mr G adalah cowok yang gak bakal aku lupain. Kami dekat- lalu renggang – aku dekat dengan cowok lain- renggang- tiba tiba aku dan dia dekat lagi,begitu terus sampai akhirnya untuk yang ke 3 kalinya, saat dia ingin ke Samarinda buat ketemu aku, dia malah kecelakaan. Dan aku sangat merasa bersalah. Sampai sekarang. Itu terakhir kami dekat, dan sampai sekarang dia gak ada kabar. Aku yakin dia sangat benci sama aku sekarang. Dan memang benar, penyesalan selalu datang belakangan. 

Suatu hari aku bertanya ke cowok yang bikin aku gak bisa move on, alasan kenapa dulu dia tiba tiba menjauh dan menghilang. Saat itulah aku memutuskan untuk move on. Iya, aku harus bergerak. Maju, bukan mundur. Dan aku yakin, aku pasti bisa.

0 komentar:

Posting Komentar

 

I Love These Books

Book recommendations, book reviews, quotes, book clubs, book trivia, book lists

Love this song