Minggu, 13 Juli 2014

Hepi Besdey H+1

Ucapan pertama dari Kaskus. Thanks Kaskus :D
Hari ini usiaku nambah. Gak terasa ya, udah kepala dua aja. Iya. hari ini tepat 20 tahun semenjak aku lahir. Dan menurutku, gak ada yang spesial hari ini. Walaupun sekarang umurku sudah 20 tahun, aku merasa masih seperti anak anak labil usia belasan: Cantik tapi jomblo, mens di bulan puasa, punya jerawat yang jumlahnya belasan. Gak ada perubahan. Dan ada satu hal yang selalu terjadi disaat ulang tahunku: ucapan “selamat ulang tahun” dari teman teman. Itu wajar, ya namanya juga ulang tahun pasti nerima banyak ucapan dari teman teman. Khususnya teman pesbuk yang entah kita kenal atau enggak. Jujur, aku gak suka nerima ucapan selamat ulang tahun di fb – entah apa alasannya. Biasanya sih, karena ada pemberitahuan dari facebook. Hal ini yang ngebuat kita, - terkadang malas mengingat hari ulang tahun teman-teman dan orang-orang terdekat kita. Bahkan dulu aku hanya mengingat hari ulang tahun emak, babe, dan abangke doang. Ya... kita hanya malas mengingat. Entah sudah berapa lama, karena hal-hal tersebut, aku menyembunyikan informasi tanggal bulan tahun lahirku di pesbuk. Aku Cuma pengen tau, siapa aja sih yang masih ingat ulang tahunku. Dari tahun 2009 sampai 2011, di dinding pesbukku ramai akan ucapan selamat ulang tahun. Di tahun 2012 aku mulai menyembunyikan informasi tanggal lahirku. Dan tau hasilnya apa? Sepi. Hanya ada 1 atau 2 orang yang mengirimkan ucapan di dinding pesbuk. Dan puncaknya di tahun 2014 ini, gak ada satupun, ya itu mungkin karena pesbuk sudah banyak ditinggalkan oleh penggunanya.

Aku sempat suudzon: “halaah.. gak ada yang ingat ulang tahunku kalau gak diingatin pesbuk!”. Gitu. Ternyata enggak. Ya, teman2 kostku yang dulu masih ingat. Beberapa. Dan di whatsapp, teman teman sekelasku membuat sebuah group untuk membahas hal-hal yang random. Dan entah siapa yang memulai ucapan selamat ulang tahun, yang lainnya pasti ikut mengucapkan selamat. Ya, itu adalah hal yang biasa kami lakukan di group whatsapp kalau ada yang berulang tahun. Orang orang yang menganggap seseorang itu spesical, mereka akan otomatis mengingat tanggal lahirnya. Bahkan ada satu orang yang berkedok meminjam hpku, dan membuka informasiku di path biar tau tanggal lahirku gara gara aku gak mau kasitau. Niat abis. Ada satu yang berkesan, teman SMPku yang sampai sekarang masih ingat ulang tahunku. Aku kaget banget pas dia ngucapin ulang tahunku, karena dia bukan salah satu orang yang aku kira – mungkin- mengucapkan selamat ke aku. Kita jarang komunikasi, dan setelah aku liat history chat kami via DM twitter, ya... dia selalu mengucapkan selamat. Bahkan aku – jujur- lupa ulang tahunnya. Disini aku mulai sadar, aku bahkan gak terlalu mepedulikan ulang tahun teman-temanku. Ya, cukup berterimakasih kepada pesbuk yang mengingatkan aku. Akhirnya, aku mengupload video di instagram: seorang bule KW transgender yang lagi nyanyi nyanyi lagu Hepi Besdey dengan pronouncing tingkat smp (klik disini untuk melihati video). Iya itu video depresi gara2 ulang tahunnya gitu gitu aja. Ngarep ucapan selamat ulang tahun dari seseoran, eh orang yang diharepin gak tau apa apa dan lupa. Videonya kuupload tengah malam sih. Jam setengah 1an setelah hari ulang tahunku lewat. Ya, dan karena video itu teman temanku baru tau kalau aku ulang tahun. APAAAAHH?? HELLLOOW KUDET BANGET SIH!! . Enggak.. aku gak mikir kayak gitu kok. Aku sungguh berterimakasih karena mereka masih tetep ngucapin ulang tahun walaupun udah lewat tanggalnya. Yah seenggaknya tahun ini aku Cuma dapat satu ucapan yang isinya “HBD yaa”, selebihnya ucapan orang-orang normal pada umumnya. “Selamat ulang tahun, semoga...semoga..semoga...” dan aku akan membalas dengan “terimakasih....amin..amin..amin..”. dan begitu seterusnya.

Intinya, terimakasih untuk orang orang yang sudah mengingat, melupakan, dan bahkan yang belum tau, tetapi tetap mengucapkan selamat ulang tahun. Aku bener bener berterimakasih. Dan jangan lupa ya... 12 JULI!! COBLOS FITA BRIGITA UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK!
Terimakasih kadonya :) salam dari Minion dan Si Monyet.
Wassalam

Selasa, 13 Mei 2014

I must consume Fluoxetine for three days. Am I so depressed?

Belakangan ini aku banyak pikiran. Tugas, latihan, dan kurang istirahat. Aku pernah bilang kalau aku sangat benci dengan jadwalku. Senin sampai minggu bener bener gak ada liburnya. Gak ada istirahat. Itu gak adil buat aku. Buat mentalku sebenarnya. Bayangkan aja, di luar negeri mereka menyeimbangkan pekerjaan dan liburan. Di Indonesia sendiri, pegawai swasta kerja dari senin sampai sabtu, sedangkan minggu dihabiskan untuk merefresh otak atau sekedar istirahat. Orang orang yang kerja di lokasi,walaupun mereka kerja nonstop beberapa bulan, tapi mereka diberi waktu buat off tergantung kewenangan berapa lama dari perusahaan tempat mereka bekerja. Sedangkan aku, senin sampai minggu belum tentu bisa libur. Kemungkinan besar aku gak melakukan kegiatan itu ketika tanggal merah di hari libur nasional. Aku bahkan sangat jarang pulang ke Balikpapan untuk ketemu orang tua. 

Sampai akhirnya kejadian saat sebelum test SNMPTN keulang lagi. Aku lagi dihadapi sama tugas yang sangat memberatkan. Kata temanku karena aku yang membuat tugas itu ribet. Yang jelas aku seperti di kejar kejar oleh tugas, sedangkan waktu aku buat ngerjakan tugas terbatas. Akhirnya aku nangis, senangis nangisnya sampai akhirnya aku teriak teriak gak terkendali.  Untuk yang kedua kalinya aku begitu. 

Minggu kemarin, aku naik motor,  bengong, tiba tiba nangis, bengong lagi, hingga akhirnya aku sampai di Samarinda sebrang.  Hujan, tapi aku terus jalan dengan motorku. Dari baju hingga sepatuku basah kuyup. Aku gak tau kenapa aku gak berhenti untuk berteduh, aku Cuma ingin lari dari kenyataan. Hingga akhirnya aku sampai di rumah temanku. Dia kaget,  menawarkan aku baju ganti tapi aku menolaknya. Aku Cuma nangis. Akhirnya aku diberi jas hujan, dan melanjutkan perjalananku. Dengan bajuku yang basah dan dilapisi jas hujan, aku melanjutkan perjalananku. Aku menelpon papa, bilang kalau aku akan ke Balikpapan. Papa juga mengizinkan. Akhirnya aku melanjutkan perjalananku.... ke Balikpapan....naik motor dan sendirian. How cool I am!

Di perjalanan aku mikir. Coba aku jatuh dari lantai 2 kost ya. Atau diperjalanan menuju balikpapan ini aku tertabrak mobil. Sehingga aku bisa mengalami patah tulang dan diopname di rumah sakit. Aku juga membayangkan aku berhenti kuliah, lari dari semua kegiatan dan tinggal bersama mama di Tarakan, memulai kehidupan baru. Atau aku akan berhenti kuliah dan dimasukkan di pesantren. Aku lebih memilih semua itu daripada harus menjalani kehidupanku yang sekarang. Aku muak. Aku capek.

Motorku melaju 40 km/jam. Lambat sekali. Hingga aku tiba di Balikpapan. Lebih dari 3 jam aku naik motor dengan pakaian basah kuyup. Aku senang. Aku pikir aku akan sakit, tapi Tuhan  tetap gak mengizinkan aku sakit atau mengalami kecelakaan. Sampai aku di rumah, yang pertama kali yang aku temui adalah Sunday, kucingku. Aku berganti pakaian seadanya. FYI, aku ke Balikpapan membawa laptop dan partitur aja. Aku sama sekali gak bawa pakaian ganti.  Aku memeluk kucingku, menangis mengisahkan apa yang aku alami ke papa dan abang. Aku nangis, sejadi jadinya. Papa peluk aku buat nenangin aku. Aku tetap nangis. Aku minta di bawa ke dokter. Harapanku bahwa aku sakit belum hilang. Tapi hampir sebagian klinik dan dokter praktik sudah tutup. Sudah jam 10. Aku tetap merengak minta di bawa ke rumah sakit. Papa, hanya membawaku keliling keliling dengan mobilnya. Aku memeluk Sunday, gak sadar kalau aku hanya di bawa keliling. Aku tetap meminta ke papa kalau aku mau ke rumah sakit. Akhirnya aku menelpon temanku, mendapatkan masukan dari dia. Dia meyakinkanku untuk balik ke Samarinda, tetap kuliah. Padahal aku sudah sampai di depan RS Restu Ibu. “Pa, fita mau pulang”, itu yang aku bilang ke papaku.  Subuhnya, papa mengantarku ke Samarinda. Aku kuliah, tanpa mandi. Dengan kemeja yang gak disetrika, celana bekas kemarin, dan jaket aku pergi kuliah. Tapi ditengah pelajaran aku sama sekali gak fokus. Gak konsen. Akhirnya aku menelpon papaku untuk jemput aku. “Pa, fita gak tahan. Fita mau pulang. Ayo ke Balikpapan”.  Aku izin ke Dosen. Dosen yang baik. Aku bilang kalau sedang sakit dan papa sedang menunggu di luar. Ia mengizinkan. Sesaat aku sudah memegang gagang pintu, ia bertanya “Sakit apa?”, karena aku bingung jawab apa, aku hanya berkata “Sakit jiwa pak” dan seluruh kelas tertawa.  Ya mungkin aku benar benar sakit jiwa. Sampai akhirnya aku meminta papa untuk menemui psikolog di RSJ. Ya, aku ke rumah sakit jiwa, dan disana banyak orang gila berkeliaran. Aku berpikir, apakah aku satu diantara mereka. Tapi sepertinya tidak, karena aku masih bisa berpikir. Hahaha. Aku bilang ke dokter itu. Kisahku, apa  yang kukeluhkan. Kata dokter aku harus memilih dari semua kegiatan kegiatanku. Satu diantara empat kegiatanku. Tanpa paksaan. Dan aku harus meninggalkan sisanya. Jadi aku akan fokus terhadap satu kegiatanku itu.

Dokter gak bilang aku kenapa. Entah stress, depresi atau emang gila. Aku hanya diberi resep obat. Fluoxetine. Kalian cari tau sendiri fluoxetine itu obat apa ;)


Note; Untuk sementara aku masih istirahat entah untuk beberapa lama. Tapi tetap pilihanku itu kewajibanku, tapi hobiku juga gak bisa ditinggalkan gitu aja. Jadi untuk meredakan stress, mereka(papa,mama, teman) menyruhku untuk istirahat dulu. Mereka janji bakal bolehin kegiatan-kegiatan lain setelah aku sembuh :)

Senin, 24 Maret 2014

Why We Must Cheat?

I often see people who have cheated. From a stranger, an acquaintance, my friends, and also my parents did it. 

I have one friend who is beautiful, smart, friendly, talented, and she had a boyfriend. How lucky she is. But one day, I saw her with another guy who was more handsome than her boyfriend. Her boyfriend asked me did she hang out with another guy and I said the truth. And finally they broke up. After that, she had another boyfriend. And she also cheated. Her boyfriend saw him in a café with another guy and he was very angry. But after that, she had another boyfriend. And it happens repeatedly.

I have another friend who also did the same thing. She had a great boyfriend. He had responsibility. They always go somewhere together, eat together, and did many kinds of thing together. One day, my friend met her ex-boyfriend and had lunch together. And finally, they often send a text each other. In the end, she left her boyfriend.

My mother also did it. My father have to go to Thailand for over 3 months because his work, and because of that my mother feels lonely. She had a friend on Facebook and had a chatting with him. And one day I saw my mother was calling her Facebook friend. After my father went home, my father realized that my mother was cheating with her friend on Facebook. And finally, they had verbal dispute. 

Most of infidelity happens because they grateful less to their situation with their partner or their relationship.  Anyone who does not have grateful to God, they will expect for get more things and even more. Because of that, they cannot stop to looking for another guy. 

Feeling bored also can cause an infidelity. People who cheat because they were bored, later they will cheat again with another guy because they were feeling bored with their old affair. Or they would regret and want to reconcile with her old partner. And they realized that their partner were better than their affair. The point is we must not cheat because it just spent our time and we might leave a great partner because we expect a perfect partner who has never been in a real life.

Minggu, 23 Maret 2014

Mrs. PHP

“Kamu itu memang PHP ya..”

Kalimat itu sudah biasa kudengar dari sahabat-sahabatku. Semenjak kejadian ‘itu’, entah kenapa sifatku berubah. Gak sedikitpun aku ingin punya pacar ketika itu, aku masih ingat saat itu aku masih SMK.  Ingat seoarang cowok yang bikin aku susah move on? Ya, dialah penyebabnya. Alasan kenapa aku jadi malas menjalin sebuah hubungan lagi adalah  karena dia.

Satu-satunya jalan buat bisa move on itu  adalah ada orang buat di move on in.  Saat itulah aku mulai ‘bertualang’. Cowok pertama yang dekat sama aku setelah itu, Mr. G, adalah cowok yang pemalu. Iya, bahkan di sekolahpun ketika kami berpapasan, dia akan menghindar. Perilakuannya sangat berbeda ketika kami sedang berhubungan via sms atau chat. Aku bisa jamin 100% kalau dia adalah cowok yang setia. Ya, walaupun kadang menurutku dia sangat cengeng, aku dulu menanggap seperti itu, dia menangis. Aku yang buat dia begitu. Ya karena hal-hal sepele menurutku. Tapi sekarang aku tau kalau dia sangat tulus mencintai aku. Hal yang bodoh adalah ketika aku menolaknya. Enggak menolak juga sebenarnya. Kami hanya lost kontak dan tiba-tiba sudah gak ada kabar dari dia.

Cowok kedua, ada murid dari kelas sebelah. Berkacamata, berkulit putih dan tingginya setara sama aku  yang jadi ciri khasnya. Entah darimana asalnya tiba-tiba kami jadi dekat. Hobi kami sama: main game online. Hal itu membuat aku sama dia jadi lebih dekat. Aku masih ingat ketika kami bermain Point Blank,  dia menembaki dinding dan bekas tembakan tersebut membuat deretan huruf : “F I T A”. Hal yang memisahhkan kami adalah alasan klasik sebenarnya: perbedaan keyakinan.

Cowok ketiga, kami kenal karena kami satu tempat les.Padahal kami satu sekolah tapi belum pernah ketemu sebelumnya. Wajahnya mengingatkanku sama pemain utama di film The Raid. Berawal dari bbm dan chattingan, kebiasaan itu berlanjut sampai menjadi rutinitas. Kami tau, kami saling suka. Tapi menjadi teman memang keputusan paling tepat. Kami masih berteman sampai sekarang,  dengan mengesampingkan rasa suka yang dulu pernah ada.

Cowok keempat, dulu dia adalah kakak tingkatku. Hal yang paling kusuka ketika dia tertawa. Entah dari segi suara dan wajahnya ketika tertawa, keduanya ngebuat aku makin suka. Dia yang rajin nelponin aku yang hampir tiap hari. Aku yang kalang kabut gara gara harus telponan secara sembunyi sembunyi karena takut ketahuan orang tuaku. Dia adalah cowok pertama yang kubawa nonton bareng di bioskop, Poconggg juga Pocong, entah dia suka filmnya atau enggak, yang pasti aku suka ngeliat dia ketawa. Dia adalah cowok yang pernah nembak aku via telpon, beralasan darurat karena aku dekat dengan cowok ke tiga. Dia juga cowok yang pertama kali kutolak. Tapi dia tetap cowok yang masih aku kagumi dan tetap menjadi kakak impianku .

Cowok kelima, adalah teman sekelasku dulu. Anehnya, kami dekat ketika kami sudah lulus dan melanjutkan kuliah di kota yang berbeda. Di kelas dulu, kami bahkan jarang berteguran karena memang kami gak terlalu dekat. Ketika kami bertemu di acara reuni kelas, disaat itulah teman-temanku membuat suatu siasat untuk menyatukan kami. Disaat itulah aku mulai merasa takut. Takut dia nembak aku. Dan disaat itu aku sadar, kami memang lebih baik berteman saja.

The sixth, dia kakak tingkat di kampusku. Kami saling kenal karena kami satu organisasi, satu kegiatan. Anaknya seru, suka becanda. Tapi di sisi lainnya tersimpan sifat-sifat yang gak terlihat dari luar. Dia pernah nembak aku, juju raja saat itu aku memang suka sama dia, tapi entah kenapa, aku masih gak mau punya pacar. Sampai akhirnya dia nyerah dan berpaling ke cewek lain. Syukurlah.
Dari keenam cowok ini, entah aku di PHP-in atau aku yg ngePHP-in orang, aku gak ada niatan buat PHPin.Itu semua gak ada niatnya. Entah kenapa saat itu aku konsisten gak ingin pacaran,tapi di sisi lain aku butuh teman berbagi cerita. Dan entah kenapa berawal dari pertemanan itu, mulai tumbuh rasa layaknya anak-anak remaja. Ya… jatuh cinta. Sayangnya aku memegang prinsip ”jomblo” dan prinisip ini mengalahkan perasaanku.

Dari keenam cowok ini, aku jadi ngerti bagaimana kita bisa mengorbankan apapun demi orang yang kita sayang. Mr G adalah cowok yang gak bakal aku lupain. Kami dekat- lalu renggang – aku dekat dengan cowok lain- renggang- tiba tiba aku dan dia dekat lagi,begitu terus sampai akhirnya untuk yang ke 3 kalinya, saat dia ingin ke Samarinda buat ketemu aku, dia malah kecelakaan. Dan aku sangat merasa bersalah. Sampai sekarang. Itu terakhir kami dekat, dan sampai sekarang dia gak ada kabar. Aku yakin dia sangat benci sama aku sekarang. Dan memang benar, penyesalan selalu datang belakangan. 

Suatu hari aku bertanya ke cowok yang bikin aku gak bisa move on, alasan kenapa dulu dia tiba tiba menjauh dan menghilang. Saat itulah aku memutuskan untuk move on. Iya, aku harus bergerak. Maju, bukan mundur. Dan aku yakin, aku pasti bisa.

Minggu, 16 Maret 2014

My journey to looking for a boarding house


It has been over a year since I was living in a boarding house. Suddenly, I remember when I went to Samarinda. I was looking for a boarding house because I would continue my study in Samarinda. When I have been accepted in Mulawarman University, My parents and I looked for a boarding house as soon as possible.

And the journey to search a boarding house has been begun.The first candidate of boarding house was placed at Jalan Pramuka which had been known as a place which we could find boarding house easily. The boarding house was blue. It was more like a rent house than a boarding house. Kitchen and bathroom were included in every room. My mother called the owner of that boarding house but it was full.

The second candidate of the boarding house was near with the first candidate. I was falling in love at the first sight to that boarding house. That boarding house has just been built. And it was only 2 people who had booked a room in that boarding house. The bathroom was included in every room. And the bathroom was awesome, clean and new. In that boarding house, we could find kitchen which separated with rooms. It seems like a public kitchen. Fixed! I want to live here.

Because I was curious with my new campus, I decided to search my campus with my parents. In my opinion, Mulawarman University was big. So it was hard to search my faculty. After I went to every place and asked some people the place of my campus, finally we arrived in a blue building. And that building was Faculty of Teacher Training and Education. Wait a minute, why English Literature degree was in that faculty? I do not know, when I asked someone to confirm was that true that English Literature was here, and it was not here. And finally I knew that: English Literature is in Faculty of Cultutral Studies; The Faculty was new in Mulawarman University, The place of the faculty was separated with Mulawarman University, The distance between my second candidate of boarding house and my faculty was far.

Back to my journey of looking for a boarding house, finally I found a boarding house which was very close with my campus. Well, the boarding house really different with the second candidate of my boarding house. But I was happy because I could live near with my campus. And until now, I am still living in this boarding house.

Rabu, 05 Maret 2014

Farewell to My Hand Phone

It seems that this day is a bad day for me. I have just lost my hand phone. I do not know how many times I have lost my hand phone. Maybe the hand phone was not comfortable with the owner and it decided to disappear. And it makes the owner realize that she would feel empty without the hand phone. And it was happened.

That incident has happened about 6.30 pm. I was in Mozart, a place where I work in. I went to a store beside Mozart Institute to buy some candies. When I bought those candies and paid to cashier, I put my hand phone on one of a topless which is on cashier. After that, I come back to Mozart happily. After my work has finished, I remembered to my hand phone. I checked in my bag, but it was not there. 
At that moment I remembered that I have bought candies in the store and I bought my hand phone. I ran to the store and I asked to the shop keeper is there any hand phone that left but he said that it is not. I was confusion, I got panic. I searched my hand phone in my bag again for the second time but it still not there. I have taken out everything in my bag and I still could not find my hand phone. My hand phone had been stolen.

I went home. And I feel sad. Meanwhile my friends are doing their homework for tomorrow, I mused over my situation. Sometime, we will understand how precious something is when we have lost that thing. Same like my hand phone. Sometime I let it fallen, put it everywhere and now I regret I did that. I have lost my hand phone more than once and it seems not making me being cured of a habit. I instead think about what type of hand phone that I would have next. But it still regret because my carelessness, I lost my hand phone and I have to spend my money to have the new one.

Rabu, 26 Februari 2014

Bad Day

I am in a café in front of Gor Segiri which play a song from the winner of X-Factor, the title is “Memilih Setia”. The song is mellow and it is suitable with my situation right now. It was a back breaking day. Why in 26th I got a bad luck? Whereas at 26th is a special day for us. The day when he said that he wants me to be his girlfriend.  I got bad luck in this afternoon. It was heavy rain. As usual, I go to Mozart to teach. For information, I am studying and also work in a music school in Samarinda. Today I decided to not bring my violin because it was rain. Well, on my way to Mozart Institute, suddenly my motorcycle was stopped. The gasoline was used up. The tank was empty. I was lucky because my motorcycle stopped in a place that near Mozart Institute. I parked my motorcycle and I left it and walk. I walked and open my social network and said “My gasoline was used up, hahaha”. The fact was I was sad and I never laugh.

When I was walking, there is a man who offers me lodging. At the beginning I think he is a man who uses his motorcycle as a public transport (ojek), or maybe he was just offers without any serious purpose. After for many times he offers me lodging, and I accepted because he said he would not do anything bad to me. And the fact is he was truly wants to help me. Maybe he feels pity because saw me walking alone when it was rainy. After I arrived and teaching was done, I walked again. This time nobody offers me lodging. The street which I trough this afternoon was dark. There is no light in the street.

And here I am. The café is playing a song by Sammy, ex-personnel of Kerispatih. I do not know the title but the song is mellow. And I do not know I am sitting in this place. I am ordering orange juice and write my journal. I want to cry, but I hold it. When I was writing my journal, my friend call me and asked “are you alright?” She is really kind. If she was a man, I really want to be her girlfriend. And I really thankful because of her, I do not really feel sad.  After the call, I drink my juice which I was order. It is sour same as my day.

Rabu, 19 Februari 2014

Selamat Tinggal

Sepertinya hari ini hari yang sial buat aku.  Hpku baru aja hilang. Iya hilang. Entah untuk yang kesekian kalinya hpku hilang, mungkin hp itu sudah enggak betah sama pemiliknya dan memutuskan untuk menghilang, dan menyadarkan pemiliknya bahwa ia akan hampa tanpa dirinya. Hufft. HAHAHAHA.
Kejadian itu baru aja terjadi sekitar jam setengah 7, aku berada di Mozart, tempat aku ngajar. Aku pergi ke toko sebelah buat beli permen. Saat membeli permen dan membayar di kasir, aku letakkan hpku di atas salah satu toples yang ada di kasir.Setelah itu dengan hati riang gembira (mungkin karena efek permen) aku balik lagi ke mozart. Setelah aku selesai ngajar, aku jadi keingat hpku. Aku periksa di tas ku. GAK ADA! aku cari di ruang ngajarku, GAK ADA. Seketika itu aku teringat aku habis beli permen di toko sebelah dan bawa hp ke sana. Aku lari menuju toko itu, dan menanyakan ke kasir apakah ada hp yang ketinggalan, dan dia bilang gak ada. Oke. Aku galau, aku panik. Aku nyoba nyari di tas ku lagi... tetep gak ada. aku sampai ngeluarin semua isi tasku dan tetap gak ada. Akhirnya aku bilang ke pegawai mozart dan dia pergi ke toko itu lagi, menanyakan apakah ada hp yang tertinggal. Si penjaga kasir tetap menjawab sama. Gak ada, dia malah menunjukkan hp nokia yang entah merknya apa, dan bilang adanya hp ini. Oke kami balik karna sudah gak ada harapan lagi. Aku pulang ke kost. Aku galau. Aku shampoan.
Hal yang pertama yang aku lakukan ketika sampai di kost adalah: lari lari naik ke lantai atas sambil berteriak "TEMAAANN TEMAAAN HP AKU HILAAANGGGG!" dan reaksi mereka "ooh, terus?" "HAAHHH KOK BISA? KOK BISA??" dan mulailah kuceritakan kejadiannya. Terlihat dari wajah wajah mereka, wajah-wajah iba menatapku. Oke, akhirnya aku menelpon mamaku untuk mengabari kejadian hari ini. Dan reaksi pertama mamaku "ASTAGHFIRULLAH...KOK BISA? KAN SUDAH MAMA BILANG KALAU PUNYA HP ITU DIAJAGA. BLA BLA BLABLA LABLALA....." yaa.... aku diomelin habis habisan. Dan percakapan selanjutnya terjadi:
Mama: Kamu kira beli hp itu kayak beli permen? Gampang di beli gitu aja.
Aku   : Iya ma, kebetulan aku di toko itu juga beli permen..
Mama: ....
Aku   : ...aku beli 1000 dapat 6 ma..
Mama:Yasudah kamu cari dukun buat cari hp kamu (sambil tertawa kecil)
Aku   : ...
Mama: Kamu telpon papa kamu sekarang, mama gak mau tau urusannya.

*Klik*
Hening... Aku bingung... Aku harus nelpon papa atau nyari dukun. Akhirnya aku memutuskan untuk nelpon papa. Tapi yang terdengari di telpon adalah suara orang lain dan aku yakin itu bukan papa:
Suara di sebrang: Halo..
Aku:                  : Halo, ini siapa?
Suara di sebrang: Ini abang, kenapa?
Aku:                  : Hp aku hilang bang..

Suara di sebrang: ASTAGA!.
Aku:                  : (udah? gitu doang responnya? ga seru ah!) Iya, papa mana?

Suara di sebrang: Papa kerja, hpnya ketinggalan
Aku:                  : oh yasudah, bilangin aja kalau aku tadi nelpon.

Suara di sebrang: Oke.
*Klik*

Oke.. habis itu aku nulis ini.. nulis di blog ini... lagi galau, sedangkan teman temanku lagi pada ngerjain tugas yang bakal dikumpul besok. Memang terkadang, kita akan mengerti seberapa pentingnya sesuatu hal itu ketika kita sudah kehilangan hal tersbut. Termasuk hpku. Terkadang aku biarkan dia terjatuh, tergeletak dimana mana dan sekarang aku nyesal pernah melakukan itu. Mungkin kehilangan hp sudah berkali kali kualami dan sepertinya belum meninggalkan efek jera buat aku. Aku malah memikirkan hp apa yang akan aku punya nantinya. Iya, terkadang kita gak boleh terus terusan galau dan harus bergerak maju memikirkan hal-hal di masa depan.
Dan hari ini, aku gak cuma kehilangan hpku, foto foto yang ada di dalamnya, lagu lagu favoritku, tapi juga dia. Bukan karena hp aku kehilangan dia. Iya itu memang keputusanku. Dan aku harus tetap melanjutkan hidup kedepan kan. yaapp...hari ini aku gak cuma kehilangan hp, aku juga kehilangan dia. Benar benar hari yang sial kan...

Selamat tinggal samsung galaxy note, selamat tinggal abu :)




Time is Precious

Busy. A word that can describe my situation and my boyfriend. Actually it was quite funny, when I decided to being alone without any relationship in my last three years; I had a lot of free time that I spent with many things which useless. When I decided to have relationship with him, I did not have time for him. I feel tired. I hate myself. I hate all of the activity which I have. I wish I had one free day so I could have a rest in my boarding house. But actually all of my activities are positive. And I am sure those activities would not make me regret in the future. And I gave priority to my activity than him.

He was busy as me. I have asked him why he decided to join traditional dance club. I expect that he was like me, join a club because I like it. The fact was he just wants to have another activity. It was funny. When I want to be free from all of my activities, he occupied himself with joining traditional dance. And because our activity, we almost never see each other. It was saddened, when he wants to see me but I was busy. It was saddened, when we just can say we miss each other. It was saddened, when I just can saw him from the distance.

I remember our first met in a book store in Samarinda. An unexpected meeting. Actually it was short in time. He said two or three sentences and then gone. I remember that our glances met and I know that I was falling to him. Our first met resembles FTV. The difference was in FTV, a play director made the scenario. But, God made the scenario for us.

I still remember when he asked me to be his girlfriend. When I said ‘yes”, and just like that, we had a relationship. We saw the china paper lanterns were flying. They fly, bring our hope.

I feel sorry because I did not have a lot of time for him. He has already made many sacrifices for me. And I will sacrifice my time for him. There is no love without sacrifice. Time is precious.

Sabtu, 15 Februari 2014

A Cat Lover

        I am a cat lover. I have started to take care of cat since I was in kindergarten. I often saw that cat in my house. I never know where that cat came from. So my family takes care of her and finally she became my pet. We called her pussy.  She was a cute cat with three different colors on her fur. She had yellow wide eyes with long whiskers. She grown up and became an adult. She had a lover and finally they had children. The kittens were cute and have a small body, round face and pink nose with eyes which still closed. They really look like their mom; they had spots with three different colors: white, black and yellow.
After years, pussy became old and finally she died. When she died, I really sad. My father buried her in our yard. She was my first cat that I take care and I would never forget her. After pussy died, I took care on of pussy’s child. She was really looks like her mom. The difference was she had a dominant color of black in her fur. She had children and died. And her child was taking cared by me. And the same thing was happened and happened again until the fifth generation of Pussy. I always do a same thing to my cat: I always called them pussy. Until the fifth cat, I also call her pussy. Maybe because I did not have another name that suitable to them.
Now, the fifth generation of my cat, Pussy is living with my family in Balikpapan. Because I must continue my study in Samarinda, so I left her and my family helps me to take care of her. Because I didn’t want to see Pussy feels lonely, I got an idea to look for another cat so Pussy would have friend. Someone on facebook said that she was looking for someone to adopt her cat. So I told her that I want to adopt that cat. So here she is, a Persian Himalayan is living with Pussy. Her real name was Morganisa, her previous owner gave that name to her. She had long and dense hair. Her fur is white with brown point on her ears, legs, tail and nose. Her feet are short and she is fat.
Actually I want to give her another nickname. My friends helped me to give names that they think it suitable for her. They suggested some anti mainstream name such as: painem, ijah, and another name that I think it was weird if a cat had a name like that. My other friend searched on Google to find a cute name for my cat such as: kitty, princess, and lily. And it wasted our time until we got a suitable nickname for her: Sunday. We call her Sunday because she was born on Sunday, June 16 2013. Another reason why we gave that name is because she reminds me to Sundae, Ice Cream which we can find on some fast food restaurants such as KFC and McD. That ice cream had the same color with Sunday, White and there’s a chocolate on top. Although her real name is Morganisa, we agree to call her Sunday.
Right now, Pussy and Sunday are living in Balikpapan with my parents. Although I usually saw them fight each other, but they look cute if they’re sleeping together.